Pentingnya Bela Negara Versi Papua -->

Advertisement

Pentingnya Bela Negara Versi Papua

Kamis, 29 Oktober 2015




Menurut Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Riyacudu menyebut #BelaNegara bertujuan membentuk disiplin pribadi yang kemudian akan berujung pada disiplin kelompok dan disiplin nasional. Pernyataan ini didukung banyak kelompok baik elit maupun kelas menengah ngehek. Nah.. oke baik, itu memang bagus untuk bela batas-batas NKRI tanpa membela rakyat yang tinggal di NKRI.

Bicara #BelaNegara memang penting, tapi bagi rakyat Papua program ini sama sekali tak penting. Rakyat Papua disuruh #Belanegara padahal hari ini negara hanya mampu menyediakan BBM Premium di Lani Jaya, Papua dengan seharga Rp.150.000,-/Liter, sedangkan di Jakarta tempat Ryamizard Riyacudu bersemayam hanya Rp. 7.400,-/Liter. Eh.. jadi dimana pentingnya #BelaNegara?

Selanjutnya menurut Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla setiap peserta #BelaNegara nantinya akan dilantik untuk membela negara sesuai dengan kompetensi dan pekerjaan yang dimilikinya. Dia mencontohkan, seorang wartawan yang memberitakan hal yang baik dan positif termasuk bela negara. Itu sangat bagus, seperti bela negara di Paniai, 8 Desember 2014 lalu, yang mana oleh TNI/POLRI telah menewaskan 4 orang pelajar yang masih duduk di bangku SMA dengan senjata milik negara. Dan kejadian tersebut oleh media di Jakarta menyebutkan bahwa penembakan  tersebut dilakukan oleh Organisai Papua Merdeka (OPM). Padahal fakta di lapangan, kejadian tersebut karena arogansi aparat negara dan karena #BelaNegara nanti wartawan juga disuruh tulis membela negara (aparat), trus dimana untungnya bela negara bagi rakyat Papua?

Bela Negara yang terbaik menurut rakyat Papua adalah mengusir Freeport, Britis Petrolium, Miffe dan komplotan korporat asing lainnya dari Papua dan mengakhiri kekerasan yang terus dilakukan atas nama negara. Sebab negara ada karena rakyat dan karena itu tentu rakyat Papua juga memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa ada pemaksaan sama sekali. seperti disuruh mengibarkan bendera merah putih didepan rumah dibawah ancaman, padahal rakyat Papua tak mau ambil pusing dengan berdirinya NKRI, karena Papua dicaplok seusai Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun 1969, 24 tahun kemudian pasca 17 Agustus 1945. 







Sebenarnya #BelaNegara ini juga telah menewaskan ratusan ribu rakyat Papua, karena militer dengan pasukan sukarelawan Indonesia dari luar Papua juga telah menggelar 44 kali Operasi Militer di Papua selama priode 1961 - 1998. Dan akibat operasi militer ini juga telah menyebabkan rakyat Papua hidup dalam penuh ketakutan dan trauma. sebab akibat pengalaman traumatik juga merubah pola pikir rakyat Papua, bahwa dengan menjadi TNI/POLRI bisa menyelamatkan rakyat Papua dari ancaman lainnya. Akhirnya tiap tahun setiap pelajar SMA selalu beramai-ramai ikut tes TNI/POLRI (saya juga pernah) Padahal sebenarnya ini merupakan praktek adu domba alias "devide et impera" oleh Negara Indonesia artinya orang Papua yang tentara bisa menembak orang Papua yang lainnya.

Dari satu sampai seribu alasan pembenaran #BelaNegara oleh orang-orang di Jakarta adalah sama sekali tak memiliki arti dan keuntungan bagi rakyat Papua.