Mengenal Lenin -->

Advertisement

Mengenal Lenin

Rabu, 16 Maret 2016


Perkembangan Russia dibawah pemerintahan Tsar dilalui rakyatnya dengan hari-hari yang penuh dengan penderitaan. Kediktatoran Tsar sebagai penguasa absolut menjadi kutukan rakyat Russia selama berabad-abad. Berbagai kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang selalu menimbulkan kecamuk dan perlawanan rakyat Russia. Perlawanan-perlawanan tersebut selalu dapat dipatahkan dan bahkan dibumi hanguskan oleh kekuasaan Tsar. Meskipun selalu putus ditengah jalan, semangat untuk lepas dari ketertindasan terus tumbuh hingga menjadi roh abadi dalam benak rakyat Russia. Ketidakpuasan rakyat terhadap kediktatoran penguasa feodal memunculkan berbagai benih gerakan bawah tanah. Gerakan tersebut dipelopori dan di organisir oleh para intelektual Russia yang sudah muak dengan kepemimpinan Tsar. 

Gerakan perlawanan pun mulai muncul dari berbagai kalangan terutama dari kaum intelektual. Mereka melakukan berbagai perlawanan baik dalam bentuk agitasi dan provokasi kepada masyarakat maupun dengan media teror yang ditujukan kepada Tsar. Meskipun hanya sedikit saja dari masyarakat yang ikut andil dalam perjuangan bersama mereka. Kurangnya simpati terhadap perjuangan kaum intelektual dalam melakukan perlawanan terhadap kediktatoran Tsar tidak membuat kaum intelektual berhenti berjuang untuk mencapai cita-cita pembebasan. Tidak sedikit dari kaum intelektual tersebut ditangkap kemudian dimasukkan ke penjara. Bahkan dari mereka banyak yang di hukum mati karena di tuduh sebagai pemberontak. 

Perlawanan dan teror yang ditujukan kedada pemerintahan tidak membuat kediktatoran Tsar melemah. Bahkan pemerintahan Tsar menunjukkan kekejamannya dengan menangkap orang-orang yang dianggap sebagai pemberontak pemerintah. Orang-orang tersebut di penjara dan disiksa secara biadab oleh antek-anteknya. Bahkan Tsar tidak segan-segan memberikan hukuman mati dengan cara digantung bagi siapa saja yang dianggap berbahaya dan melawan Tsar. Meskipun perlakuannya yang kejam tidak sedikitpun menyurutkan perlawanan rakyat Russia. 

Perlakuan kejam tersebut bahkan menambah semangat rakyat Russia untuk segera melakukan revolusi. Hal tersebut terbukti pada bulan Februari 1917 rakyat Russia melancarkan revolusi besar-besaran terhadap kerajaan. Tsar dipaksa untuk segera turun dari kursi kekuasaannya. Revolusi tersebut membawakan hasil yang memuaskan bagi rakyat Russia. Pada tanggal 15 Maret 1917 Tsar dengan terpaksa melepaskan jubah kekaisarannya. Setelah kejatuhan Tsar, maka dibentuklah pemerintahan sementara dengan mengangkat Alexander Kerensky sebagai pengganti Tsar. Bersama dengan partainya Kerensky segera melakukan perubahan dan pembaharuan untuk menstabilkan kondisi Russia. Kebijakan Kerensky dalam memulihkan kondisi Russia dianggap tidak efektif oleh partai Bolshevik sehingga menyebabkan perselisihan antar kedua partai. Perseteruan dengan partai Bolshevik yang semakin memanas akhirnya menyeret Kerensky lengser dari kekuasaannya. Pada malam 23-24 Oktober 1917 terjadi kudeta kekuasaan yang dilakukan oleh para petinggi partai Bolshevik. Kudeta tersebut diprakarsai oleh Lenin dan sekaligus sebagai pemimpin langsung. Keberhasilannya dalam mengakhiri pemerintahan Kerensky telah membawanya kedalam tampuk kekuasaan. Sebagai orang nomor satu di Russia, Lenin segera mengambil langkah-langkah perubahan untuk negaranya. Berbagai kebijakan baru pun diterapkan oleh Lenin untuk menyokong dan menjadikan Russia sebagai Negara mandiri. Dibawah kekuasaannya ideologi Russia dibelokkan menjadi marxisme. Bukan hanya itu, Lenin juga berhasil menjadikan ideologi marxisme sebagai ideologi yang mendunia. 

Lenin dilahirkan dengan nama Vladimir Ilich Ulianov di kota Simbirsk, Volga pada tanggal 10 April 1870 dari enam bersaudara. la merupakan keturunan bangsawan sehingga keluarganya mampu membiayai Lenin masuk perguruan tinggi. Ayah Lenin berprofesi sebagai pegawai negeri yang menjabat direktur sekolah konservatif dan ibunya seorang dokter anak. Masa kecil Lenin tidak jauh berbeda dengan anak-anak Volga lainnya yang dihabiskan dengan bermain bersama teman-temannya. Memancing di danau Volga, main ski, berselancar di lereng bukit merupakan rutinitas bermain Lenin kecil bersama teman dan saudara-saudaranya. Namun ada perbedaan yang mencolok dari Lenin, ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dibandingkan dengan teman-teman sekelas lainnya. Hal itu terbukti dari medali emas yang Lenin dapatkan dari pihak sekolah karena nilainya yang selalu bagus dan tingkah lakunya yang baik. 

Lenin tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, hobinya bermain catur seperti kebanyakan pemuda Russia waktu itu. Setelah satu tahun kematian ayahnya pada tahun 1887, kakaknya Alexander ditangkap tentara Russia karena di dakwa telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Tsar Alexander III. Kakak Lenin, Alexander merupakan salah satu mahasiswa yang aktif dalam gerakan revolusioner menentang kediktatoran Tsar. Bersama teman-temannya Alexander merencanakan serangan bom yang ditujukan kepada Tsar Alexander III . Namun rencananya ini berhasil diketahui pihak kerajaan dan menyebabkan dia dijatuhi hukuman gantung. Sedangkan saudari Lenin yang ikut terlibat masalah dengan pihak kerajaan dimasukkan kedalam penjara. Apa yang terjadi pada kakak-kakak Lenin dengan menentang kekaisaran merupakan hal yang tidak biasa dilakukan oleh anak seorang keturunan bangsawan pada waktu itu. Ketika tidak ada seorangpun dari keluarga teman-temannya yang mau menemani ibu Lenin untuk menengok kakaknya di penjara menambah kebencian Lenin terhadap kaum borjuis. 

Kecerdasan dan tingkah laku yang baik sebagai siswa di sekolahnya membawa Lenin mendapat medali emas dalam hal studi dan keteladanan. Sebagai seorang pelajar yang cerdas Lenin tidak pernah memperlihatkan ketertarikannya pada dunia politik. Pada tahun 1887 Lenin melanjutkan studinya pada Universitas Kazan mengambil fakultas hukum. Seperti mahasiswa lainnya, Lenin mengikuti hari-hari perkuliahan dengan tenang tanpa ikut dalam kegiatan apapun di luar jam kuliah. Hal mi tidak bertahan lama yang kemudian membawanya masuk ke dalam organisasi kemaksiatan yang berada di kampusnya. Sebagai mahasiswa hukum yang mengetahui seluk-beluk aturan-aturan yang ada membawanya masuk kedalam politik kampus. Ketertarikan Lenin dalam dunia politik mulai terlihat dengan mengikuti demonstrasi-demontrasi kecil dilingkungan kampus. 

Selama tiga tahun aktivitas perkuliahan Lenin difokuskan ke dunia politik hingga mendapat gelar sarjana. Keikutsertaannya dalam demonstrasi dilingkungan kampus akhirnya mendapat perhatian lebih dari polisi Russia. Pernah suatu saat Lenin ditanya oleh mata-mata polisi Russia, "hey anak muda. mengapa kau selalu ingin memberontak? Tidakkah kau lihat akan menabrak tembok batu? Dijawab dengan kalem oleh Lenin dengan mengatakan bahwa tembok batu itu sedang ambruk" . Bacaannya pada buku-buku Marx semakin ditingkatkan sehingga menambah gairah revolusioner yang berada dalam dirinya. Ketika Lenin bersama teman-temannya melakukan demonstrasi menolak kebijakan rektor terjadi kerusuhan yang menyebabkan dia ditangkap polisi. Setelah Lenin diketahui sebagai adik dari pemberontak, aparat pemerintah Russia menjebloskannya ke penjara selama tiga bulan. Bukan hanya itu, Lenin kemudian dikeluarkan dari Universitas Kazan. 

Ketika ibunya tahu Lenin telah dikeluarkan dari Universitas Kazan segera ia mendatangi pihak universitas. Ibunya meminta kepada pihak rektor untuk tidak mengeluarkan anaknya. Permintaan yang dilakukan berulang-ulang ini tidak ditanggapi rektor dengan tetap pada keputusannya dulu . Dengan ditangkap dan dikeluarkannya dari universitas semakin menambah kebencian Lenin terhadap orang-orang borjuis dan pemerintahan Tsar. Sewaktu di penjara Lenin pernah mengatakan pada teman satu perjuangannya: "jalan hidupku disinari oleh kakakku". 

Dalam waktu tiga tahun inilah kehidupan Lenin difokuskan mengikuti gerakan-gerakan revolusioner. Meskipun telah dikeluarkan dari Universitas Kazan dan mendapat tekanan terus-menerus dari pemerintahan Tsar tidak membuat Lenin mundur. Akhirnya pada tahun 1891 Lenin diizinkan pemerintah mengikuti ujian luar untuk mendapatkan gelar sarjana hukum . Setelah memperoleh gelar Lenin pindah ke Saint Petersburg untuk menjalin kontak dengan orang-orang revolusioner disana sambil membuka praktek hukum. Kegiatannya membuka praktek hukum hanya untuk menutupi gerakannya bersama orang-orang sosial demokratik bawah tanah. Dengan surat kabar ilegal yang ia terbitkan, Lenin menyebarkan paham revolusioner dikalangan para buruh Petersburg. Pada umur dua puluh tiga tahun ajaran Marx-Engels sudah masuk ke urat nadinya, sehingga menjadikan Lenin seorang Marxis yang selalu merindukan revolusi. 

Kepintaran Lenin dalam membuat strategi dan tegas dalam mengambil keputusan menjadikannya cepat dikenal dalam kalangan gerakan Sosial Demokrat. Sepak terjang dan sikapnya yang tidak mengenal kata kompromi kemudian menghantarkan Lenin menjadi salah satu orang penting dalam gerakan tersebut. Pada bulan Desember 1895 Lenin ditangkap pemerintah Russia karena propagandanya kepada kaum buruh untuk melakukan demonstrasi . Sambil menunggu keputusan pengadilan Lenin dimasukkan ke penjara selama empat belas bulan. Hari-hari Lenin selama di penjara diisi dengan aktifitas menulis buku, membuat pesan rahasia untuk diselundupkan keluar sel dan bermain catur bersama teman satu selnya. 

Setelah empat belas bulan berlalu pengadilan memutuskan untuk membuang Lenin ke Siberia selama tiga tahun. Bersama Nadya Krupskaya seorang wanita yang dicintainya, Lenin dikirim naik kereta, menunggang kuda dan kendaraan sungai hingga ke Siberia. Nadya Krupskaya adalah wanita yang mempunyai jiwa revolusioner seperti Lenin sehingga membuat mereka cocok. Kecocokan ini dibuktikan dengan pernikahan mereka pada tanggal 22 Juli 1898 dalam masa pembuangan . Membaca. menulis. dan menerjemahkan berbagai buku menjadi santapan sehari-hari selama pengasingan. Mereka merancang berbagai strategi baik untuk sekarang maupun setelah berakhirnya masa pembuangan sehingga makin meningkatkan gelora revolusioner dalam jiwa mereka. Selain itu mereka juga aktif memberikan kontribusi pemikirannya melalui surat yang dikirimkan kepada teman-teman seperjuangan di luar pembuangan. 

Setelah berakhirnya masa pembuangan di Siberia, Lenin dan Nadya diusir keluar dari Russia. Selama tujuh belas tahun (1900-1917) kehidupan Lenin dan Nadya dihabiskan mengembara ke penjuru Eropa. Jerman, Austria, Italia dan Swiss merupakan negara yang dijadikan pijakan oleh kedua pasangan ini dalam menyebarkan ajaran-ajaran Marxis. Hidup miskin adalah salah satu teman setia bagi orang-orang pembuangan seperti mereka. Tanpa rasa takut sedikitpun akan kesengsaraan yang mereka alami, Lenin dan Nadya terus menyebarkan dan memperjuangkan marxisme. Bersama dengan teman-teman seperjuangan, mereka mulai merintis partai buruh Sosialis Demokrat Russia. Selama masa pengasingan di Eropa, Lenin hanya sekali kembali ke Russia selama masa revolusi 1905 . 

Rencana yang telah Lenin siapkan secara matang ketika di Siberia segera ia jalankan setelah masa pembuangan berakhir Januari 1900. Lenin segera menghubungi kawan-kawannya untuk merealisasikan rencananya membuat surat kabar sebagai media propaganda. Setelah disetujui oleh kawan-kawannya maka terbitlah surat kabar dengan nama Iskra (cetusan/percikan). Surat kabar tersebut pertama terbit 11 Desember 1900 di Leipzig, sebagai surat kabar ilegal yang dapat menjangkau seluruh Russia. Dewan redaksi Iskra terdiri dari Lenin, G.V. Plekhanov, Y.O. Martov, P.B. Axelrod, A.N. Potresov dan Zasulich. Jabatan sekretaris dewan editorial pertama dipegang oleh I. G. Smidovich-Leman yang kemudian pada musim semi 1901 diganti oleh N.K. Krupskaya. Pada penerbitan selanjutnya dicetak di Munich kemudian di London mulai April 1902 dan di Jenewa sejak musim semi 1903. 

Penerbitan pertama surat kabar Iskra diisi Lenin dengan menulis sebuah artikel berjudul "Tugas-tugas yang Mendesak dalam Gerakan Kita" (The Urgent Tasks of Our Movement). Dalam artikel tersebut Lenin menyoroti dan mengajak untuk membentuk sebuah partai yang kuat dan terorganisir. Kemudian dilanjutkan dalam penerbitan no.4 dengan menulis artikel berjudul Dimana Kita Mulai (Where to be Done-Mei 1901). Karya selanjutnya ditulis dalam sebuah buku berjudul Apa Yang Harus Dikerjakan (1902) dan Kepada Kaum Miskin Desa (1903). Iskra dijadikan Lenin sebagai media melancarkan propaganda revolusionernya. 

Pada bulan Juni-Agustus 1903 diadakan kongres II partai Sosial Demokratik di Brussel, Belgia yang dihadiri oleh Lenin. Terjadi perdebatan sengit dalam kongres tersebut sehingga polisi mengusir Lenin ke luar Belgia, Perdebatan kemudian dilanjutkan diatas kapal yang akhirnya membawa para delegasi ke London. Dalam perdebatan ini Lenin menginginkan agar partai dikendalikan oleh komite pusat yang terdiri dari para pejuang revolusioner. Sedangkan kelompok satunya yang dipimpin oleh Mortov menghendaki satu kepemimpinan yang demoralitas. Dalam kongres inilah akhirnya partai Sosial Demokrat terpecah menjadi dua golongan. Golongan Lenin yang mempunyai pengikut banyak disebut "Bolsevich" sedangkan golongan Martov yang yang mempunyai dukungan sedikit disebut Menshevik. 

Sejak kongres kedua partai Sosial Demokrat Lenin mengabdikan diri sepenuhnya pada kubu Bolshevik yang dipimpinnya. Gerakan politik Lenin yang diarahkan untuk dilakukannya revolusi mendapat kecaman keras dari kubu Menshevik. Pertentangan yang tajam semakin jelas terlihat ketika terjadi revolusi tahun 1905-1907 yang diprakarsai oleh Lenin. Kegagalan revolusi serta tidak adanya dukungan dari kubu Menshevik memperburuk hubungan kedua kubu. Pada kongres ke IV bulan Januari 1912 Partai Buruh Sosial Demokrat memutuskan golongan Menshevik untuk keluar dari tubuh partai. Sejak saat itulah kubu Menshevik menjadi musuh bagi Partai Sosial Buruh Demokrat Russia. 

Propaganda Lenin mengenai ajaran-ajaran Marx terus disebarkan dan dijadikan wacana utama dalam setiap penulisannya dalam surat kabar legal maupun ilegal. Serangannya terhadap aliran anti-revolusioner terus dikumandangkan dalam setiap artikelnya. Seperti terdapat dalam artikelnya yang berjudul Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) yang mengecam beberapa aliran sosialis seperti Proudhonisme, Balnquisme, Bernsteinisme dan Narodisme. Aliran-aliran tersebut adalah golongan yang menentang perjuangan revolusi yang dilakukan kaum buruh dan diktator proletariat. 

Selama revolusi 1905-1907 Lenin meningkatkan propaganda dan provokasi mengenai ajaran-ajaran marxis kepada kaum buruh melalui berbagai surat kabar baik yang ilegal maupun legal. Setelah revolusi yang dia jalankan mengalami kegagalan, Lenin segera keluar dari Russia untuk menghindari penangkapan. Pada Febraari 1908 Lenin mulai menulis buku berjudul Materialisme dan Empiriokritisme di Jenewa. Karena literatur yang minim pada bulan Mei Lenin pergi ke Inggris untuk mencari bahan tambahan. Selama satu bulan di Inggris Lenin mengkhususkan diri di museum Britania mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang diperlukan. 

Pada bulan Oktober 1908 buku tersebut telah selesai ditulis dan berhasil diselundupkan masuk ke Moskow untuk dicetak. Agar menghindari larangan terbit dan sensor dari pemerintah Russia ada beberapa perubahan dalam isi buku tersebut. Buku Materialisme dan Empiriokritisme ditujukan kepada para penulis yang mengaku marxis dan menentang materialisme dialektika Marx-Engels. Bagi Lenin ajaran Marx-Engels telah terdistorsi dan dibelokkan oleh orang-orang yang mengaku dirinya marxis sehingga keluar dari ajaran Marx-Engels. 

Pulihnya kembali kekuatan negara-negara tertindas secara bertahap baik dibidang ekonomi maupun kemiliteran dari penjajah menjadi permasalahan baru di Eropa. Negara-negara yang tadinya bagian koloni para imperalis berubah menjadi negara kuat sehingga menimbulkan krisis politik terutama di Russia. Krisis politik yang menyebar begitu cepat di kawasan Eropa menyebabkan pecahnya perang dunia I (PD I) pada tahun 1914. Perang dunia I menyeret Russia ikut andil sebagai Perancis dan Inggris guna mempertahankan wilayah kekuasaannya. Ikut andilnya Russia dalam perang dunia I mendapat kecaman dari partai Bolshevik. Sikap oposisi yang dilakukan oleh partai Bolshevik dengan mengecam dan menentang perang mendapat reaksi keras dari pemerintah Tsar. Perwakilan partai yang duduk di parlemen kemudian ditangkap dan diasingkan sehingga menyebabkan kelumpuhan dalam partai Bolshevik. 

Ketika perang meletus, Lenin segera mengarahkan perang antar bangsa itu menjadi perang antar kelas. Namun Lenin tidak mendapatkan dukungan secara penuh dari golongan sosialis. Pertempuran Russia dengan Jerman mengalami banyak kekalahan sehingga memicu terjadinya krisis politik dalam negeri. Kekalahan ini menyebabkan kekecewaan di kalangan parlemen. Untuk menghindari krisis yang berkelanjutan kalangan liberal meminta kekuasaan penuh kepada pemerintah untuk menunjuk menteri dalam menanggulangi krisis yang terjadi. Sedangkan golongan konservatif meminta Tsar Nikholas II segera menyerahkan kekuasaannya kepada anggota kerajaan yang lebih kuat. Krisis ekonomi dan kekalahan yang terus dialami Russia menciptakan gelombang revolusioner pada bulan Oktober 1906. 

Gelombang revolusioner terus menjalar ke berbagai kota semakin memperparah kondisi Russia. Melihat kondisi Russia dan ketidakmampuan Tsar dalam memulihkan pemerintahan memicu terjadinya revolusi pada bulan Februari 1917. Menghindari kehancuran Russia lebih jauh pada tanggal 15 Maret, Tsar Nikholas II melepaskan jabatannya. Pemerintahan sementara yang dibentuk oleh parlemen menunjuk Alexander Kerensky sebagai pengganti Tsar. Bersama dengan partainya Kerensky kemudian segera memulihkan kondisi Russia yang sudah kacau. 

Berita mengenai revolusi Russia terdengar oleh Lenin yang sedang berada di Zurich, Swiss. Dengan cepat Lenin segera kembali ke negerinya dan menyusun strategi untuk mengambil alih kekuasaan yang berada ditangan Kerensky. Setelah sampai di Petrograd Lenin menghubungi kawan-kawannya dan menyerukan untuk segera mengambil kekuasaan yang selama ini dipegang oleh orang-orang borjuis. Melihat sepak terjang Lenin yang menyerukan kepada partai Bolshevik untuk segera melakukan kudeta terhadap pemerintahan sementara tercium oleh Kerensky. Kerensky segera menerjunkan intelejen untuk menyelidiki kebenaran berita yang didengarnya. Ketika mendengar berita kebenaran akan dilakukannya kudeta oleh partai Bolshevik dan Lenin, Kerensky segera memerintahkan untuk menangkap Lenin dan para petinggi partai Bolshevik. 

Usaha yang dilakukan Kerensky dengan menangkap para petinggi partai Bolshevik seperti Trotsky dan lainnya tidak sia-sia . Rencana kudeta yang telah persiapkan oleh Lenin mengalami kegagalan. Mendengar teman-temannya di tangkap Lenin segera melarikan diri ke Finlandia dengan bantuan muridnya Jospeh Stalin seorang sosialis revolusioner. Selama di Finlandia. Lenin terus mengikuti perkembangan Russia dan menyusun strategi kembali untuk melakukan kudeta yang kedua kalinya. Waktu luang Lenin diisi dengan menulis buku berjudul Negara dan Revolusi. Buku tersebut ditulis selama Agustus sampai September yang direncanakan berisi tujuh bab namun karena ada beberapa kendala bab ketujuan diterbitkan secara terpisah untuk menghindari pemerintahan Kerensky pada halaman pertama penulis naskah buku tersebut bernama F.F. Ivanovsky bukan Lenin . 

Ketakutan akan kehilangan kekuasaannya karena gagal dalam memulihkan Russia menyebabkan Kerensky berselisih paham dengan jenderal Lavr Kormilov. Kormilov dituduh oleh Kerensky merencanakan pemberontakan militer sehingga ia kehilangan dukungan dari pihak tentara. Kerensky segera bergabung kembali dengan para tokoh Bolshevik dengan membebaskan mereka dari penjara dan memberikan senjata untuk mengantisipasi pemberontakan Kormilov. Dalam pemilihan anggota Soviet bulan berikutnya partai Bolshevik mendapat banyak dukungan. 

Lenin yang sedang bersembunyi di Finlandia mendengar berita tersebut sehingga ia segera mengirimkan surat pimpinan partai Bolshevik untuk segera diadakan pertemuan. Pada tanggal 23-24 Oktober para petinggi partai mengadakan pertemuan bawah tanah untuk membahas kelanjutan kudeta yang telah gagal pada bulan Juli lalu . Dalam pertemuan tersebut Lenin meyakinkan para petinggi partai bahwa kudeta yang kedua kalinya ini akan berhasil dengan kemenangan. Keberhasilan Lenin dalam meyakinkan para petinggi partai dilanjutkan dengan menyusun strategi untuk merebut kekuasaan dari tangan Kerensky. 

Pada tanggal 7 November (26 Oktober penanggalan Russia) 1917 dilakukan kudeta yang dipimpin langsung oleh Lenin. Pengambilalihan kekuasaan yang dilakukan oleh Lenin hanya menimbulkan beberapa peperangan dan keributan kecil saja. Dengan cepat tentara merah Lenin merebut tempat-tempat yang strategis di ibukota seperti istana musim dingin Tsar. Kerensky melarikan diri dan dokumen-dokumen penting milik Tsar jatuh ke tangan Lenin salah satu dokumennya mengenai perjanjian sekutu untuk mengatur peta dunia jika berhasil mengalahkan Jerman . 

Kemenangan Lenin dalam merebut kekuasaan dari tangan Kerensky menghantarkannya menjadi orang nomor satu di Russia. Sebagai seorang pemimpin negara yang berhaluan marxis, Lenin segera mentransformasikan negara Russia menjadi negara pertama yang berhaluan marxis. Kebijakan-kebijakan yang diterapkannya berhasil membawa Russia keluar dari jurang kehancuran meskipun harus dibayar dengan mahal. Bagi Lenin kemenangan Russia bukan merupakan kemenangan kaum buruh secara keseluruhan tetapi sebagai kemenangan awal bagi kaum buruh di seluruh dunia. Lenin menunjuk Asia sebagai tempat untuk menyebarkan ajaran-ajaran Marx-Engels. Setelah keruntuhan Internasional II (1889-1914) yang diakibatkan para pemimpinnya yang membelot kepada kalangan borjuis Lenin memprakarsai untuk dibentuknya internasional III. Pada tanggal 2-6 Maret 1919 di adakan kongres pertama Internasional III atau Internasional Komunis di Moskow, Russia. Pembentukan kembali organisasi tersebut bertujuan untuk mengikat kaum pekerja di seluruh negeri dan memperkokoh partai-partai komunis dunia yang masih muda. Menghadapi kongres kedua Internasional Komunis Lenin menulis sebuah buku berjudul Komunisme "Sayap Kiri" , Suatu Penyakit Kanak-Kanak Buku tersebut ditulis Lenin pada bulan April-Mei 1920 yang kemudian dijadikan pedoman dan dasar keputusan kongres kedua . Menjelang akhir tahun 1921 kesehatan Lenin sudah mulai terganggu. Pada musim panas 1922 Lenin mengalami kelumpuhan syaraf selama tiga kali . 

Kondisi kesehatan yang terus menurun, memaksa Lenin menyerahkan kepemimpinan partai kepada sekretaris jenderal partai Joseph Stalin yang baru diangkat tahun 1922. Melihat sepak terjang Stalin yang ceroboh dan gegabah membuat Lenin khawatir akan masa depan partai dan negara Russia. Lenin segera mengirimkan surat kepada komite sentral partai untuk segera menyingkirkan Stalin dari kedudukannya. Namun usaha yang dilakukan Lenin ternyata sia-sia karena posisi Stalin sudah mengakar ke sebagian besar anggota partai. Pada bulan Maret 1923 Lenin mengalami kelumpuhan total (stroke) yang menyebabkan tidak bisa bicara dan berbuat apa-apa. Kesehatannya yang terus menurun selama sepuluh bulan terakhir membawa Lenin pada kematian. Namun menurut Hellen Happaport menyebutkan Lenin meninggal karena penyakit sipilis bukan stroke. Tepatnya pada tanggal 21 Januari 1924 Lenin menghembuskan nafas terakhirnya. Kematian Lenin secara tidak langsung menyebabkan partai Bolsevich mengalami kekosongan kepemimpinan. Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Stalin untuk menyingkirkan semua pesaingnya. Kepintaran dan kelicikan Stalin dalam mengorganisir dan membujuk para petinggi partai akhirnya membawa Stalin menjadi pewaris tunggal pengganti Lenin .