Cerita Sopir Taxi Soal Papua -->

Advertisement

Cerita Sopir Taxi Soal Papua

Jumat, 08 Januari 2016


Malam itu, kurang lebih pukul 23.10 WIB, saya hendak pulang dari Bandara Soekarno Hatta seusai ambil oleh-oleh dari seorang kawan yang baru pulang Thailand. Karena sudah agak larut malam saya memutuskan untuk naik taxi bandara, tentu saja taxinya pun saya pilih-pilih. Akhirnya dapat juga sebuah taxi yang berlabel armada yang saya sukai (trada nama, bukan iklan jadi..hehehe). 

Tak berselang lama, si sopir taxi tersebut menawarkan jasanya. "Jakarta, bang?" "iya, Pak" saya pun tanpa pikir panjang lansung membuka pintu taxi dan duduk di kursi belakang, sambil mendengarkan radio FM dari mobil. Akhirnya kami pun melaju menuju Tol Bandara.

Sekitar 7 meter dari pintu Tol, bapak sopir itupun bertanya "bang, dari Papua ya?" ujar sopir tersebut. Dengan spontan saya menjawab "Iya, pak" "Bapa dari mana?. "Saya asli Betawi, bang" jawab sopir itu. Awalnya saya biasanya saja, namun karena dia bertanya sepintas saya perhatikan tanda pengenal namanya, dikartu tersebut tertera mana Abdoel M. saya berpikir, mungkin obrolannya  hanya basa-basi karena hanya berdua saja dalam taxi.

Entah apa yang telintas dipikiran sopir taxi itu,, "Bang, Papua itu kaya kan?" "Kenapa nggak merdeka aja?" Kata sopir itu. Agak tersontak juga mendengar pertanyaannya, "wah, pak.. saya si ikut apa mau masyarakat disana" jawab saya dengan seadanya. 

Tanpa berprasangka buruk saya pun mulai memperhatikan detail isi taxi tersebut, mulai dari nama, nomor pintu dan tampang bapak tersebut sekalipun agak gelap.

Setelah agak terdiam beberapa menit, tanpa bertanya dia mulai bercerita. "Begini bang, bukannya saya sok tau ya? tapi saya  lihat orang di Jakarta ini sibuk dengan korupsi, udah gitu korupsinya berjamaah?  Orang Papua seenaknya ditangkap...". saya pun lansung memotong pembicaraanya "Dintangkap gimana, pak?".  "Itu bang saya lihat di TV, 1 Desember lalu itu banyak mahasiswa Papua ditangkap katanya karena minta merdeka" sambungnya,



Cerita ini hanya sepenggal dari perjalanan malam itu, tak banyak yang ingin saya tuliskan. biarkan ini menjadi kesadaran setiap mereka yang punya hati untuk Papua.