Misteri Hidup -->

Advertisement

Misteri Hidup

Selasa, 16 Februari 2016





Hidup ini suatu misteri

Tak terbayang juga tak terduga

Beginilah kenyataan hidup

Jadi buruan dan akhirnya tertembak
aku tekurung didalam duniaku


Yang ku damba, yang kunanti


Tiada lain hanya kebebasan

Andai saja aku burung elang
terbang tinggi mata menelusur
tapi sayang nasibku sial
jadi buruan akhirnya tertembak

yang kudamba yang kunanti
tiada lain hanya kebebasan.


Lirik ini adalah ungkapan hati seorang seniman Papua yang meresapi setiap huruf-kata-kalimat, menghayati setiap ketukan musik, kegundahan, keresahan dan kerinduan akan penantian 'jalan panjang' pembebasan.

Seharusnya manusia hidup berdampingan dengan tanpa menyakiti sesama, kehadiran negara adalah mengatur ketaatan warganya untuk tidak menjadi "buas" selayaknya hewan. Setiap manusia sejak dilahirkan memiliki hak untuk hidup, begitu juga dengan rakyat Papua. Hak untuk hidup adalah paling absolut dari negara ataupun agama. Negara dan Agama memang tak akan hilang dari muka bumi tetapi manusia yang akan hilang, entah karena dibunuh, sakit penyakit ataupun karena yang lainnya.

Sangatlah normatif jika menjabarkan kehidup manusia selayaknya, tapi dalam kehidupan nyata masih jauh dari seharusnya. Tidak menjadi layak, mungkin saja karena manusia pada dasarnya hewan yang berperilaku buas, hilangnya rasa empati, tak ada belas-kasihan, tanpa kebebasan dan terus saling mengkengkang. Hal ini makin turut membenarkan teori manusia berasal dari hewan, dan jika demikian apa yang bisa dijelaskan dengan nalar dan logis ketika tak membutuhkan hati untuk membunuh selain keyakinan sendiri.

Seandainya rakyat Papua berbeda jenis seperti hewan, sangatlah mungkin saya akan berdoa untuk meminta diubah menjadi burung elang. Setangguh elang emas di dataran tibet, yang tak bisa disangkar. Tapi apa daya manusia papua, karena kenyataan hidup menjadi misteri, yang menyatakan bahwa nasib bukanlah takdir.

Hidup adalah seni, seni adalah perjuangan - Arnold Ap.