Orang Papua dan Noken -->

Advertisement

Orang Papua dan Noken

Jumat, 05 Desember 2014


Sejak 4 Desember 2012 Noken ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda dalam sidang United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris, Prancis. Pengakuan Noken merupakan suatu kebanggaan bagi rakyat Papua, khususnya mama-mama perajut noken.

Noken bagi orang Papua merupakan simbol perdamaian dan juga kesuburan bagi masyarakat di tanah Papua. Dalam bahasa bahasa etnis Papua sekitar 250 suku bangsa menyebut noken menurut pemahaman dan pengertian mereka masing masing sesuai dengan alam serta lingkungan hidup mereka. Misalnya masyarakat suku Mee menyebut Noken dengan “Agiya”,  di kepulauan Biak Numfor, noken dalam bahasa Wos Byak disebut “Inokson”. Sedangkan masyarakat Nabire khususnya mereka yang tinggal di Harlens mencakup Moor, Mambor, Hariti dan Ahe yang menyebut noken dalam bahasa Moor yaitu ”Aramuto”. Bagi orang Marind di Kabupaten Merauke mengenal noken dengan sebutan “Mahyan”. Lain halnya dengan orang Dani di Lembah Baliem yang menamainya “Su”.

Penyebutan “Noken” maupun bahan dan cara merajut noken itu sendiri berbeda sesuai dengan Bahasa-alam sekitar dari masing-masing suku yang tersebar di 7 Wilayah Adat Papua. Namun pada umumnya pengunaan dan manfaat hampir sama yaitu untuk menampung atau menyimpan hasil bumi seperti petatas, ubi dan keladi. Bahkan ada beberapa suku di Papua yang menggunakan noken untuk menggendong bayi dan juga anak-anak babi. Kini pelajar juga memakai untuk menyimpan buku ke sekolah, bahkan sebagai cinderamata bagi para turis manca negara maupun lokal.

Noken memiliki filosofi yang luas salah satunya melambangkan ikatan batin antara ibu dan anak yang dirawatnya hingga kelak tumbuh dewasa layaknya ikatan batin anak yang dikandung di rahim ibu hingga saatnya dilahirkan dan dibesarkan. Dapat dimaknai bahwa noken adalah wujud curahan hati,kasih sayang dalam perspektif kearifan budaya wanita Papua yang kelak akan diwariskan pula ke anak-anaknya.

Karena itu, noken harus diselamatkan karena merupakan warisan budaya Papua dan juga warisan budaya dunia tak benda maka sangat penting untuk diselamatkan. Menyelamatkan Noken berarti, harus menyelamatkan perajinnya, hutan, bahan baku noken yaitu daun pandan, anggrek dan pohon. Itu artinya, penting selamatkan manusia dana alam Papua, karena Noken adalah pembentukan karakter dan sumber kehidupan manusia Papua.